Bantuan Pompa Air Irigasi Untuk Sawah Pasang Surut

PILAR Agri Beras Cap Topi Koki dan PT Kubota Machinery Indonesia (KMI) memberikan bantuan pompa irigasi sawah pasang surut di Kabupaten Banyuasin, masing-masing di Desa Telang Jaya dan Desa Saleh Agung, Rabu (20/12).

Hasil pemetaan Balitbang Pertanian, Kementerian Pertanian, luas lahan rawa dan pasang surut yang dapat dibudidayakan untuk pertanian di Indonesia mencapai 9,53 juta hektare. Namun hanya 2,27 juta hektare yang telah dimanfaatkan untuk pertanian. Sisanya, 7,26 juta hektare masih belum dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian.

Kondisi tersebut diakibatkan karena masih minimnya pengetahuan petani terhadap sistem budidaya lahan rawa dan pasang surut. Karena memang tingkat kesulitan budidaya yang lebih tinggi dibanding lahan pertanian non-rawa.

Kondisi tersebut diakibatkan karena masih minimnya pengetahuan petani terhadap sistem budidaya lahan rawa dan pasang surut. Karena memang tingkat kesulitan budidaya yang lebih tinggi dibanding lahan pertanian non-rawa.

Akan tetapi semua kesulitan petani sawah pasang surut bisa teratasi jika menggunakan sistem pompanisasi. Di Sumsel yang memang sebagian besar merupakan daerah pasang surut, sistem pompanisasi terbukti dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Untuk membantu petani padi, Pilar Agri, Topi Koki, dan PT Kubota Machinery Indonesia memberikan bantuan 2 unit mesin Pompa irigasi yang bernilai ratusan juta, untuk Desa Telang Jaya Jalur 8, Kecamatan Muara Telang dan Desa Saleh Agung, kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin.

Peresmian bantuan pompa irigasi sawah pasang surut tersebut disaksikan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian RI Ir Dadih Permana M Ec Dev dan Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel Erwin Noorwibowo, serta tokoh masyarakat dan warga Desa Telang Jaya dan Desa Saleh Agung.

Akan tetapi semua kesulitan petani sawah pasang surut bisa teratasi jika menggunakan sistem pompanisasi. Di Sumsel yang memang sebagian besar merupakan daerah pasang surut, sistem pompanisasi terbukti dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Untuk membantu petani padi, Pilar Agri, Topi Koki, dan PT Kubota Machinery Indonesia memberikan bantuan 2 unit mesin Pompa irigasi yang bernilai ratusan juta, untuk Desa Telang Jaya Jalur 8, Kecamatan Muara Telang dan Desa Saleh Agung, kecamatan Air Saleh, Kabupaten Banyuasin.

Peresmian bantuan pompa irigasi sawah pasang surut tersebut disaksikan oleh Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementerian Pertanian RI Ir Dadih Permana M Ec Dev dan Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel Erwin Noorwibowo, serta tokoh masyarakat dan warga Desa Telang Jaya dan Desa Saleh Agung.

Direktur Pilar Agri, Arief Malik mengatakan bahwa latar belakang pemberian bantuan ini berawal dari mulai berkiprahnya Pilar Agri di daerah Jalur, Banyuasin. Banyak yang bertanya, ketersediaan air cukup banyak, tapi petani di wilayah ini panennya hanya 1 kali dalam setahun. Ketika musim hujan dan pasang besar, air dari kanal sekunder akan naik ke parit-parit tersier dan petakan sawah, akan tetapi ketika musim kemarau, air tetap bisa masuk dari kanal sekunder ke parit tersier namun ketinggian air sangat rendah, sehingga tidak mencukupi untuk masuk ke petakan sawah. Hal inilah yang menjadi kendala petani untuk melaksanakan lebih dari 1 kali musim tanam.

“Warga masih menggunakan pompa kecil, sehingga usaha pompanisasi belum maksimal karena hasilnya terpecah belah. Sehingga Pilar Agri bersama dengan Topi Koki dan PT Kubota Machinery Indonesia memutuskan untuk membantu menggunakan pompa kapasitas besar yang mampu untuk mengkonsolidasi usaha yang terpecah belah dalam penggunaan pompa kapasitas kecil tersebut. Pompa kapasitas besar ini memiliki debit air 3.000 hingga 3.500 kubik air per jam, dan mampu mengaliri 100 hektare sawah sekaligus dengan biaya opersional yang lebih efisien,” ujar Arief.

 

“Kami berharap, proyek model irigasi pompanisasi ini mampu menjadi cikal bakal program irigasi untuk areal pasang surut, bukan hanya di Banyuasin, tetapi areal pasang surut lainnya baik di Sumatera maupun Kalimantan. Dengan sistem ini, teman-teman petani mampu melakukan 2 hingga 3 kali musim tanam. Kita juga punya mimpi untuk menciptakan perubahan yang berarti dalam kancah pertanian Indonesia, hal ini tidak bisa kita wujudkan tanpa dukungan berbagai pihak. Untuk itu, kami mohon dukungan dan doa restunya demi kemajuan Pertanian Indonesia,” pungkasnya.

Sementara itu, Dadih Permana menyatakan model pompanisasi ini sangat besar manfaatnya, beliau berharap dengan pompanisasi ini para anggota kelompok tani di desa Telang Jaya dan desa Saleh Agung bisa melakukan kegiatan bercocok tanam minimal 2 kali dalam setahun

“Kami mengucapkan ribuan terima kasih kepada pihak sponsor yang terdiri dari Pilar Agri, Topi Koki, dan PT Kubota Machinery Indonesia yang telah memberikan bantuan berupa 2 unit mesin pompa kapasitas besar untuk dua desa di Kabupaten Banyuasin. Keterlibatan pihak swasta seperti ini sangat diharapkan oleh pemerintah, kami akan melakukan Replika Model Pompanisasi ini untuk diterapkan di ribuan areal sawah pasang surut di Indonesia demi membantu petani dalam meningkatkan produksi pertaniannya,” kata Dadih.

“Mulai lima tahun ke depan, Kementerian Pertanian mulai melakukan pengembangan untuk lahan rawa dan pasang surut. Untuk 2018, kami telah merancang program 20 ribu hektare pengembangan sawah pasang surut di Sumsel, terdiri dari lebak pematang, lebak tengahan dan daerah pasang surut. Jika ini berhasil, kita akan lakukan sistem pompanisasi seperti bantuan dari pihak sponsor ini untuk diterapkan di wilayah Sumsel lainnya,” ungkap Dadih.

Senada dengan Dadih, Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumsel Erwin Noorwibowo menyampaikan terima kasih kepada Pilar Agri yang telah ikut membantu upaya Pemprov Sumsel dalam hal meningkatkan produksi pangan, khususnya tanaman Padi. Hal ini selaras dengan program lumbung pangan nasional yang telah dirintis oleh Pemprov Sumsel.

Acara peresmian ini dilanjutkan dengan panen raya di Desa Telang Jaya, di petakan sawah yang telah menggunakan pompa irigasi bantuan. Melihat hasil panen dari lahan pasang surut yang sudah dioptimalisasi ini, Dadih Permana semakin optimis bahwa Sumatera Selatan akan terus berkontribusi untuk memantapkan swasembada beras yang berkelanjutan.

“Keberhasilan optimalisasi lahan pasang surut di Sumatera Selatan akan mendorong semangat kita untuk mereplikasi optimalisasi di provinsi lain seperti di Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua,” jelasnya

Ingin Mendapatkan Penawaran / Membutuhkan Bantuan ?